Minggu, 01 Juli 2012

Susu Bukan Satu-Satunya Pembentuk Tulang Kuat


Hingga saat ini, banyak para orang tua yang masih mempercayai susu sebagai pembentuk dan pembangun tulang kuat.
Di sisi lain susu sapi juga ditengarai sebagai penyebab utama buruknya kesehatan anak seperti alergi.

Apakah susu benar-benar sebagai minuman terbaik untuk anak-anak? Riset baru membuktikan manfaat nutrisi pada susu tidak seperti apa yang para orangtua perkirakan selama ini.
Anggapan susu sebagai pembentuk tulang kuat sudah sangat melekat dalam pikiran dan benak setiap orang sejak masa kanak-kanak. Susu diyakini sebagai minuman terbaik untuk pembentukan tulang. Namun, riset yang baru-baru ini dilakukan mungkin akan membuat anda berubah pikiran.
Riset yang dilaksanakan oleh periset dari The Physicians Committee for Responsible Medicine menemukan bahwa kalsium yang terkandung dalam susu dan produk turunannya yang masih mengandung kalsium tidak membantu perkembangan tulang anak sampai usia sepuluh tahun.
Buku petunjuk yang dikeluarkan oleh The American Academy of Pediatrics menyarankan mengkonsumsi 800 sampai 1.300 mg kalsium sebagai standar diet anak usia dua sampai sepuluh tahun.
Selain makanan yang mengandung kalsium, pada analisis riset terbaru ini menekankan perhatian pada latihan berat badan sebagai satu cara untuk membangun dan merawat tulang agar menjadi kuat. Sumber makanan seperti sayur mayur berwarna hijau dan terutama jus jeruk adalah salah satu cara memenuhi jumlah minimal kalsium yang dibutuhkan tubuh.
Namun, apapun minuman yang dipilih, tentukan terlebih dahulu minuman tersebut mengandung vitamin dan kalsium. Dan lebih penting lagi tentukan anak-anak anda bermain, bergerak, dan cukup istirahat seperti tidur yang cukup adalah peran yang besar dalam pembentukan tulang kuat.
Sudah seharusnya dokter anak memulai menjelaskan pada para orangtua bahwa mereka tidak perlu khawatir jika anak-anak tetap meminum susu setiap hari. Analisis riset ini masih mendukung angka pertumbuhan akan kebutuhan susu setelah mereka berhenti minum ASI. 
Sumber: idionline.org